Kabupaten Kampar adalah salah
satu kabupaten di Provinsi Riau, Indonesia. Di samping julukan Bumi Sarimadu, Kabupaten
Kampar yang beribukota di Bangkinang ini juga
dikenal dengan julukan Serambi Mekkah di Provinsi Riau.
Sejarah
Pada awalnya
Kampar termasuk sebuah kawasan yang luas, merupakan sebuah kawasan yang dilalui
oleh sebuah sungai besar, yang disebut dengan Sungai Kampar. Berkaitan dengan Prasasti Kedukan Bukit, beberapa
sejarahwan menafsirkan Minanga Tanvar dapat bermaksud dengan
pertemuan dua sungai yang diasumsikan pertemuan Sungai Kampar Kanan dan Sungai
Kampar Kiri. Penafsiran ini didukung dengan penemuan Candi Muara
Takus di tepian Sungai Kampar Kanan, yang diperkirakan
telah ada pada masa Sriwijaya.
Berdasarkan Sulalatus
Salatin, disebutkan adanya keterkaitan Malaka dengan
Kampar. Kemudian juga disebutkan Sultan Malaka terakhir, Sultan Mahmud Syah setelah
jatuhnya Bintan tahun 1526
ke tangan Portugal, melarikan diri
ke Kampar, dua tahun berikutnya wafat dan dimakamkan di Kampar. Dalam
catatan Portugal, disebutkan bahwa di Kampar waktu itu telah dipimpim oleh
seorang raja, yang juga
memiliki hubungan dengan penguasa Minangkabau.
Tomas Dias dalam
ekspedisinya ke pedalaman Minangkabau tahun 1684, menyebutkan bahwa ia
menelusuri Sungai
Siak kemudian sampai pada suatu kawasan, pindah dan
melanjutkan perjalanan darat menuju Sungai Kampar. Dalam perjalanan
tersebut ia berjumpa dengan penguasa setempat dan meminta izin menuju Pagaruyung.
Geografi
Kabupaten Kampar
dengan luas lebih kurang 27.908,32 km² merupakan daerah yang terletak antara 1°00’40”
Lintang Utara sampai 0°27’00” Lintang Selatan dan 100°28’30” – 101°14’30” Bujur
Timur.[6] Batas-batas
daerah Kabupaten Kampar adalah sebagai berikut :
Kabupaten Kampar
dilalui oleh dua buah sungai besar dan beberapa sungai kecil, di antaranya Sungai Kampar yang
panjangnya ± 413,5 km dengan kedalaman rata-rata 7,7 m dan lebar rata-rata 143
meter. Seluruh bagian sungai ini termasuk dalam Kabupaten Kampar yang meliputi
Kecamatan XIII Koto Kampar, Bangkinang, Bangkinang
Barat, Kampar, Siak Hulu, dan Kampar Kiri. Kemudian Sungai Siak bagian hulu
yakni panjangnya ± 90 km dengan kedalaman rata-rata 8 – 12 m yang melintasi
kecamatan Tapung. Sungai-sungai besar yang terdapat di Kabupaten Kampar ini
sebagian masih berfungsi baik sebagai sarana perhubungan, sumber air bersih,
budi daya ikan, maupun sebagai sumber energi listrik (PLTA Koto
Panjang).
Kabupaten Kampar
pada umumnya beriklim tropis, suhu minimum terjadi pada bulan November dan
Desember yaitu sebesar 21 °C. Suhu maksimum terjadi pada Juli dengan
temperatur 35 °C. Jumlah hari hujan pada tahun 2009, yang terbanyak adalah
di sekitar Bangkinang Seberang dan Kampar Kiri.
Pemerintahan
Kabupaten Kampar
pada awalnya berada dalam Provinsi Sumatera Tengah, dibentuk
berdasarkan Undang-undang Nomor 12 tahun 1956 dengan ibu kota Bangkinang. Kemudian
masuk wilayah Provinsi Riau, berdasarkan
Undang-undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 dan dikukuhkan oleh Undang-Undang
Nomor 61 Tahun 1958. Kemudian untuk perkembangan Kota Pekanbaru, Pemerintah
daerah Kampar menyetujui untuk menyerahkan sebagian dari wilayahnya untuk
keperluan perluasan wilayah Kota Pekanbaru, yang kemudian ditetapkan melalui
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1987.
Sesuai dengan
Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau Nomor : KPTS.
318VII1987 tanggal 17 Juli 1987, Kabupaten Kampar terdiri dari 19 kecamatan
dengan dua Pembantu Bupati. Pembantu Bupati Wilayah I berkedudukan di Pasir
Pangarayan dan Pembantu Bupati Wilayah II di Pangkalan Kerinci. Pembantu Bupati
Wilayah I mengkoordinir wilayah Kecamatan Rambah, Tandun, Rokan IV Koto, Kunto
Darussalam, Kepenuhan, dan Tambusai. Pembantu Bupati Wilayah II mengkoordinir
wilayah Kecamatan Langgam, Pangkalan Kuras, Bunut, dan Kuala Kampar. Sedangkan
kecamatan lainnya yang tidak termasuk wilayah pembantu Bupati wilayah I &
II berada langsung di bawah koordinator Kabupaten.
Kabupaten Kampar
saat ini dipimpin oleh pasangan Gubernur H. Jefry Noer dan Wakil Gubernur H.
Ibrahim Ali SH, yang ditetapkan oleh sidang pleno Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Kampar untuk masa jabatan 2011-2016.
Daftar Bupati
Kampar
|
|
Nama
|
Periode
|
Ali Lubis
|
s/d Maret 1958
|
Abdul Muis Datuk Rangkayo Marajo
|
s/d September 1958
|
Datuk Wan Abdul Rahman
|
s/d Oktober 1959
|
Datuk Harunsyah
|
2 Januari 1960 - 11 Februari 1965
|
Tengku Muhammad
|
11 November 1965 - 17 Mei 1967
|
Raden Soebrantas Siswanto
|
18 Mei 1967 - 18 September 1978
|
A. Makahamid, S.H.
|
7 September 1978 - 14 Pebruari 1979
|
Sartono Hadisumarto
|
14 Pebruari 1979 - 14 Pebruari 1984
|
Syarifuddin
|
28 Mei 1984 - 3 Oktober 1986
|
H. Saleh Djasit, S.H.
|
April 1986 - 03 April 1996
|
H. M. Azaly Djohan, S.H.
|
3 April 1996 - 4 Nopember 1996
|
Drs. H. Beng Sabli
|
4 Nopember 1996 - 5 April 2001
|
Drs. H. Syawir Hamid
|
5 April 2001 - 23 Nopember 2001
|
H. Jefri Noer
|
23 Nopember 2001 - 25 Maret 2004
|
H. Rusli Zainal
|
25 Maret 2004 - 23 September 2005
|
H. Jefri Noer
|
23 September 2005 - 23 November 2006
|
Drs. H. Burhanuddin Husin, M.M.
|
23 November 2006 - 10 Desermber 2011
|
H. Jefri Noer
|
11 Desermber 2011 – sekarang
|
Sumber: Situs Resmi
Pemerintahan Daerah Kabupaten Kampar
|
Kecamatan
Kabupaten Kampar
memiliki 21 kecamatan, sebagai hasil pemekaran dari 12 kecamatan sebelumnya.
Kedua puluh satu kecamatan tersebut (beserta ibu kota kecamatan) adalah:
Demografi
Jumlah penduduk
Kabupaten Kampar tahun 2010 tercatat 688,204 orang, yang terdiri dari
penduduk laki-laki 354,836 jiwa dan wanita 333,368 jiwa. Ratio jenis kelamin
(perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan) adalah 109.
Penduduk Kampar kerap menyebut diri mereka sebagai Oughang Kampar,
tersebar di sebagian besar wilayah Kampar. Secara sejarah, etnis, adat
istiadat, dan budaya mereka sangat dekat dengan masyarakat Minangkabau. khususnya
dengan kawasan Luhak
Limopuluah. Hal ini terjadi karena wilayah Kampar baru terpisah
dari Ranah Minang sejak masa penjajahan Jepang di tahun 1942. Menurut
H.Takahashi dalam bukunya Japan and Eastern Asia, 1953, Pemerintahan Militer
Kaigun di Sumatera memasukkan Kampar ke dalam wilayah Riau Shio sebagai bagian
dari strategi pertahanan teritorial militer di pantai Timur Sumatera.
Selanjutnya
terdapat juga sedikit etnis Melayu yang pada
umumnya bermukim di sekitar perbatasan Timur yang berbatasan dengan Siak dan Pelalawan. Diikuti oleh
etnis Jawa yang
sebagian telah menetap di Kampar sejak masa penjajahan dan masa kemerdekaan
melalui program transmigrasi yang
tersebar di sentra-sentra pemukiman transmigrasi. Didapati pula penduduk
beretnisBatak dalam jumlah
yang cukup besar bekerja sebagai buruh di sektor-sektor perkebunan dan jasa
lainnya. Selain itu dalam jumlah yang signifikan para pendatang bersuku
Minangkabau lainnya asal Sumatera Barat yang umumnya
berprofesi sebagai pedagang dan pengusaha.
Kecamatan yang
paling padat penduduknya adalah Kecamatan Kampar yaitu 333 jiwa/km², diikuti
oleh Kecamatan Kampar Utara 226 jiwa/km². Selain itu lima kecamatan yang agak
padat penduduknya berada di Kecamatan Rumbio Jaya, Bangkinang, Bangkinang
Barat, Perhentian Raja, dan Kampar Timur, masing –masing 216 jiwa/km², 191
jiwa/km², 158 jiwa/km², 154 dan 131 jiwa/km². Sedangkan dua kecamatan yang
relatif jarang penduduknya yaitu Kecamatan Kampar Kiri Hulu dengan kepadatan 9
jiwa/km² dan Kampar Kiri Hilir dengan 13 jiwa/km².
Agama
Penduduk Kabupaten
Kampar mayoritas beragama Islam, diikuti oleh Protestan, Katolik, Budha, dan Hindu.
Jumlah pemeluk agama yang paling banyak adalah pemeluk agama Islam yang
jumlahnya hampir 90% dari total pemeluk agama di seluruh wilayah Kabupaten
Kampar, selanjutnya pemeluk agama Kristen yang terbanyak kedua sebanyak 63.557
orang atau 8,6%. Pemeluk agama Islam yang terbanyak berada di Kecamatan Siak
Hulu yaitu sebanyak 63.511 orang. Meski pada umumnya semua Kecamatan di
Kabupaten Kampar adalah mayoritas beragama Islam.
Perekonomian
Kabupaten Kampar
mempunyai banyak potensi yang masih dapat dimanfaatkan, terutama di bidang pertanian dan perikanan darat.
Sebagian besar penduduk (67.22%) bekerja di sektor pertanian, perkebunan, dan
kehutanan. Hanya sebagian kecil (0.22%) yang bekerja di sektor Listrik, Gas,
dan Air Bersih, disamping pemerintahan. Sebagai salah satu daerah terluas di
Provinsi Riau, Kabupaten Kampar secara berkelanjutan melakukan peningkatan
fasilitas dan infrastruktur seperti jaringan jalan raya (1.856,56 km), jaringan
listrik (72,082 KWH) dengan 5 unit pembangkit tenaga diesel Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di
Koto Panjang yang memproduksi energi dengan kapasitas tersambung sebesar
114,240 KWH. Fasilitas lain yang juga telah tersedia antara lain layanan
telekomunikasi (telepon kabel, telepon selular, dan jaringan internet) dan
jaringan air bersih dengan kapasitas produksi sebesar 1,532,284 m³.
Pertanian
Pertanian yang terdapat pada daerah
Kampar adalah pertanian padi, dimana rata-rata penduduk yang ada pada daerah Kampar
bercocok tanam padi.
Perkebunan
Khusus perkebunan
perkebunan sawit untuk saat ini Kabupaten Kampar mempunyai luas lahan 241,5
ribu hektare dengan potensi crude palm oil (CPO) sebanyak 966
ribu ton. Serta tanaman karet juga menjadi
tanaman yang diolah oleh masyarakat dimana masyarakat telah mengelola
perkebunan karet dari waktu yang telah lama.
Perikanan
Di bidang
perikanan budidaya ikan patin yang dikembangkan melalui keramba (kolam ikan
berupa rakit) di sepanjang sungai kampar, ini terlihat banyaknya keramba yang
berjejer rapi di sepanjang sungai kampardan adanya kerjasama antara Pemda
Kampar dengan PT. Benecom dengan jumlah investasi Rp. 30 miliar yang mana
kedepannya Kampar akan menjadi sentra ikan patin dengan produksi 220 ton per
hari.
Pariwisata dan Budaya
Kabupaten Kampar
memiliki kawasan situs purbakala yang diperkirakan telah ada pada masa Sriwijaya yaitu Candi Muara
Takus, kawasan ini selain menjadi kawasan cagar budaya juga
menjadi tujuan wisata religi bagi umat Buddha. Selain itu
masyarakat Kampar yang beragama Islam, masih
melestarikan tradisi mandi balimau bakasai yaitu mandi
membersihkan diri di Sungai Kampar terutama
dalam menyambut bulanRamadhan. Kemudian
terdapat juga tradisi Ma'awuo ikan yaitu tradisi menangkap
ikan secara bersama-sama (ikan larangan) setahun sekali, terutama pada kawasan
Danau Bokuok (Kecamatan Tambang) dan Sungai Subayang di Desa Domo (Kecamatan
Kampar Kiri Hulu).
Budaya masyarakat
Kampar tidak lepas dari pengaruh Minangkabau, yang identik
dengan sebutan Kampar Limo Koto dan dahulunya merupakan bagian dari Pagaruyung. Limo Koto
terdiri dari Kuok, Salo, Bangkinang, Air Tiris dan Rumbio. Terdapat banyak persukuan yang masih
dilestarikan hingga kini, termasuk
model kekerabatan dari jalur ibu (matrilineal). Konsep adat
dan tradisi persukuannya sama dengan konsep Minang khususnya di Luhak Limopuluah. Bahasa
sehari-hari masyarakat Kampar mirip dengan Bahasa
Minangkabau, atau disebut
dengan Bahasa Ocu salah satu
varian yang mirip dengan bahasa digunakan di Luhak Limopuluah. Bahasa ini
berlainan aksen dengan varian Bahasa Minangkabau yang dipakai oleh masyarakat Luhak Agam, Luhak Tanah
Datar maupun kawasan pesisir Minangkabau lainnya. Di
samping itu, Kampar Limo Koto juga memiliki semacam alat musik tradisional yang
disebut dengan Calempong dan Oguong.
WISATA
KAMPAR
Pariwisata
adalah sektor yang potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Kampar terutama
yang berhubungan dengan pelancaran frekuensi arus transportasi ke dan dari
daerah ini. Beberapa objek unggulan untuk pengembangan aktifitas wisata adalah:
PARIWISATA
SEJARAH
Candi Muara Takus ini terletak di desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto
Kampar atau jaraknya kurang lebih 135 kilometer dari Kota Pekanbaru. Jarak
antara kompleks candi ini dengan pusat desa Muara Takus sekitar 2,5 kilometer
dan tak jauh dari pinggir sungai Kampar Kanan. Kompleks candi ini dikelilingi
tembok berukuran 74 x 74 meter, diluar arealnya terdapat pula tembok tanah
berukuran 1,5 x 1,5 kilometer yang mengelilingi kompleks ini sampai ke pinggir
sungai Kampar Kanan. Di dalam kompleks ini terdapat pula bangunan candi Tua,
candi Bungsu dan Mahligai Stupa serta Palangka. Bahan bangunan candi terdiri
dari batu pasir, batu sungai dan batu bata. Menurut sumber tempatan, batu bata
untuk bangunan ini dibuat di desa Pongkai, sebuah desa yang terletak di sebelah
hilir kompleks candi. Bekas galian tanah untuk batu bata itu sampai saat ini
dianggap sebagai tempat yang sangat dihormati penduduk. Untuk membawa batu bata
ke tempat candi, dilakukan secara beranting dari tangan ke tangan. Cerita ini
walaupun belum pasti kebenarannya memberikan gambaran bahwa pembangunan candi
itu secara bergotong royong dan dilakukan oleh orang ramai.Selain dari candi
Tua, candi Bungsu, Mahligai Stupa dan Palangka, di dalam kompleks candi ini
ditemukan pula gundukan yang diperkirakan sebagai tempat pembakaran tulang
manusia. Diluar kompleks ini terdapat pula bangunan-bangunan (bekas) yang
terbuat dari batu bata, yang belum dapat dipastikan jenis bangunannya. Kompleks
candi Muara Takus, satu-satunya peninggalan sejarah yang berbentuk candi di
Riau. Candi yang bersifat budhistis ini merupakan bukti pernahnya agama Budha
berkembang di kawasan ini beberapa abad yang silam. Kendatipun demikian, para
pakar purbakala belum dapat menentukan secara pasti kapan candi ini didirikan.
Ada yang mengatakan abad kesebelas, ada yang mengatakan abad keempat, abad
ketujuh, abad kesembilan dan sebagainya. Tapi jelas kompleks candi ini
merupakan peninggalan sejarah masa silam.
Taman Rekreasi Stanum
Taman Rekreasi Stanum merupakan sebuah tempat rekreasi yang terletak di ibukota
Kabupaten Kampar, berjarak 1 Km dari pusat kota. Tempatnya menarik dan
strategis, yakni berada diatas perbukitan yang berhawa sejuk dengan pepohonan
yang rindang. Kawasan ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas, diantaranya
tempat pemandian, Musholla, Gedung Perternuan, Motel, Restoran, Panggung
Hiburan, Bioskop dan Kolam Renang "INDOPURA" berskala Internasional,
yang pernbangunannya merupakan hasil kerjasama pemerintah Indonesia dengan
angkatan udara pemerintah Singapore.
Mesjid Jami´
Mesjid Jami´ berlokasi di Air Tiris Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar.
Mesjid Jami´ dekat Pasar Air Tiris Kecamatan Kampar, mesjid ini juga memiliki
keunikan tersendiri jika dibandingkan dengan mesjid-mesjid lain di Propinsi
Riau. Mesjid ini dibangun pada tahun 1901. Pada puncak atapnya terdapat
tingkatan menara yang cukup tinggi dan bahan bangunannya terbuat dari kayu
tanpa menggunakan paku besi. Di luar mesjid terdapat sebuah sumur yang di
dalamnya terendam batu besar yang mirip kepala kerbau. Konon, batu tersebut
selalu berpindah tempat tanpa ada yang memindahkannya. Oleh masyarakat tempatan
mesjid ini dianggap keramat dan kini banyak mendapat kunjungan wisatawan
nusantara maupun mancanegara, terutama dari Singapura dan Malaysia untuk
membayar nazar dan mandi di sumurnya. Kunjungan yang terbanyak sesudah Bulan
Puasa atau pada hari raya Puasa Enam.
Museum Kandil Kemilau Emas
Museum
Kandil Kemilau Emas berlokasi di
Pulau Belimbing Kecamatan Bangkinang, Kabupaten Kampar. Museum ini resminya
baru pada tanggal 22 Mei 1988 berada di pulau Belimbing Kuok Bangkinang. Museum
ini adalah sebuah rumah berbentuk rumah Adat Lima Koto Kampar yang dibangun
sekitar tahun 1900 oleh almarhum Haji Hamid. Kini dalam museum ini tersimpan
berbagai barang antik koleksi yang memiliki nilai sejarah seperti Barang tembikar,
Alat Pertukangan, Alat Pertanian, Alat-alat penangkap ikan, alat-alat kesenian,
Alat-alat pelaminan, Alat-alat perdagangan, Alat pesta dan lain-lain. Disamping
alat-alat tersebut tersimpan pula dayung perahu dagang terbuat dari kayu yang
sangat kuat berasal dari abad ke 18, serta sebuah kompas yang terbuat dari
bambu yang dibuat oleh bangsa China karena angka-angka yang tertulis pada
kompas tersebut ditulis dalam aksara China. Ada dua ratus lima puluh (250)
macam barang antik koleksi musium Kandil Kemilau Emas yang semuanya merupakan
koleksi warisan yang telah turun temurun sebagai barang pusaka.
Makam Syekh Burhanuddin
Makam Syekh Burhanuddin berlokasi di Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar.
Almarhum Syekh Burhanuddin adalah salah seorang penyebar Agama Islam, makamnya
terletak di Kuntu Lipat Kain Kabupaten Kampar. Tempat ini banyak mendapat
kunjungan terutama pada hari besar Islam dan menjelang bulan Ramadhan tiba.
PLTA Koto Panjang
PLTA Koto Panjang berlokasi di Desa Merangin, Bangkinang Barat, Kabupaten
Kampar, ± 88 km dari kota Pekanbaru. Di Danau PLTA Koto Panjang ini dapat kita
saksikan pemandangan alam yang sangat indah, dengan deretan bukit-bukit yang
ditumbuhi pepohonan dengan jenis yang beragam. Luas areal PLTA Koto Panjang ini
sekitar 12.900 Ha.
Kawasan Bangkinang Siabu
Kawasan
Bangkinang Siabu memiliki daya
tarik alam yang khas dan indah, kondisi floranya cukup terjaga dengan baik
khawasan juga dijadikan pusat perternakan lebah madu yang menghasilkan tawon
yang berkualitas baik, dan di dalamnya dijadikan tempat pembibitan ikan. Objek
wisata ini terletak di desa Siabu Kecamatan Bangkinang Barat.
Taman
Rekreasi Bukit Cadika dikembangkan
dari keindahan alam yang ada disekitarnya dengan menata dan melengkapi
fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan sehingga membentuk taman rekreasi dan juga
dipergunakan sebagai tempat camping (bumi perkemahan) dan play ground. Kawasan
ini terletak di tengah kota Bangkinang.
Rumah Asli Lontiok
Rumah Asli Lontiok terletak di desa Sipungguk Kecamatan Bangkinang Barat yang
berusia lebih dari 100 tahun, daya tariknya terletak pada arsitekturnya yang
mencerminkan budaya masyarakat Melayu Darat, dengan perpaduan budaya Islam.
Kawasan Bangkinang Kuok
Kawasan Bangkinang Kuok ini berada di desa Siabu Kecamatan Bangkinang Barat yang
merupakan objek wisata yang memiliki keindahan alam kawasan hutan yang masih
asli dengan flora yang sangat khas. Hutan wisata ini juga berfungsi sebagai
tempat penelitian. Terutama fenomena alam baik flora maupun fauna. Jenis objek
wisata ini adalah wisata petualangan dengan menelusuri hutan sambil menikmati
kesegaran dan ketenangan serta keindahan alam di dalam dan disekitar hutan
tersebut.
Taman Wisata Margasatwa
Taman Wisata Margasatwa Obyek wisata ini berupa kawasan taman suaka marga satwa
yang menjadi habitat bagi berbagai jenis burung, baik burung yang sepanjang
masa menetap di kawasan ini, maupun burung-burung yang secara teratur
bermigrasi dan menetap sementara dikawasan ini. Kekayaan fauna, diantaranya
kupu-kupu dan kumbang-kumbang yang memiliki keterkaitan dengan habitat ini,
yang keindahan ditunjang oleh keberadaan flora-flora khas yang tumbuh dikawasan
ini, baik dari jenis tumbuhan kecil, perdu hingga pohon-pohon besar lainnya
menjadi dayatarik objek wisata ini. Lokasi objek wisata ini berada di desa
Sialang Kubang Kecamatan Siak Hulu.Lansekap kawasan yang masih alami dilokasi
obyek wisata ini menjadi daya tarik yang sangat kuat, sehingga banyak
dikunjungi para wisatawan, terutarna bagi wisatawan yang tertarik untuk
mempelajari fenomena alam, baik flora maupun fauna.
PARIWISATA
ALAM
Air Terjun Merangin
Air Terjun Merangin terletak di desa Merangin Kecamatan Bangkinang Barat,
merupakan objek wisata yang memiliki keindahan alam berupa air terjun dan
kawasan hutan yang masih asli dengan flora yang sangat khas. Jenis objek wisata
ini adalah wisata petualangan dengan menelusuri hutan sambil menikmati
kesegaran dan ketenangan serta keindahan alam di dalam dan disekitar hutan
tersebut.
Hutan Wisata Rimbo Terantang
Hutan
Wisata Rimbo Terantang , Objek
wisata ini berada di desa Padang Lawas yang merupakan objek wisata yang
memiliki keindahan alam kawasan hutan yang masih asli dengan flora yang sangat
khas. Hutan wisata ini juga berfungsi sebagai tempat penelitian. Terutama
fenomena alam baik flora maupun fauna. Jenis objek wisata ini adalah wisata
petualangan dengan menelusuri hutan sambil menikmati kesegaran dan ketenangan
serta keindahan alam di dalam dan disekitar hutan tersebut.
Pemandian Alam Petapahan
Pemandian
Alam Petapahan , Pemandian
Alam Petapahan ini terletak di Desa Petapahan Kecamatan Tapung. Merupakan
tempat pemandian dengan sumber mata air berasal dari alam. Daya tarik objek
wisata ini adalah keindahan alam di sekitar tempat pemandian Petapahan ini,
terdapat jalan setapak untuk mencapai ke pemandian dan untuk menikmati
keindahan alamnya. Lokasi obyek wisata ini sangat menarik, terutama suasana
alami yang ada, dan struktur lansekap disekitar lokasi yang sangat atraktif, sangat
sesuai untuk bersantai melepas lelah, karena ketersediaan fasifitas-fasilitas
pendukung yang disediakan, seperti warung, rumah makan bersuasana tradisional,
shefter-shelter yang nyaman untuk bercengkrama.
Taman
Rekreasi Sekijang ini
dikembangkan dari sejarah yang dimiliki oleh tempat ini, yaitu sebagai tempat
persembunyian sepasang pengantin yang melakukan kawin lari. Lokasi wisata ini
berada di desa Sekijang di Kecamatan Tapung Hilir. Perkawinan kawin lari
merupan adat istiadat yang masih ada sampai saat ini terutama dilakukan oleh
keturunan asli masyarakat kecamatan ini. Selain sejarah tempat ini, daya tarik
objek wisata ini adalah keindahan alam yang telah tertata baik yang berada di
sekitar taman rekreasi tersebut.
Air Terjun Alahan
Air
Terjun Alahan merupakan
objek wisata berupa keadaan Sungai kampar yang memiliki banyak jeram dengan air
terjun Keadaan Sungai Kampar yang memiliki banyak jeram dengan air terjun-air
terjun yang sangat indah untuk dinikmati serta menarik untuk diarungi dengan
menggunakan perahu khusus. Lokasi objek wisata tersebut terletak hulu sungai
Kampar Kecamatan XIII Koto Kampar. Daya tarik obyek wisata ini adalah keindahan
serta kesegaran udara dan yang mengundang wisatawan terutama bagi wisatawan
yang memiliki jiwa petualangan dalam mengangumi keberadaan alam. Kekayaan fauna
yang terdapat di obyek wisata ini yang memiliki keterkaitan dengan habitat ini,
keindahan yang ditunjang oleh keberadaan flora flora khas yang tumbuh dikawasan
ini, serta Lansekap kawasan yang masih alami dilokasi obyek wisata ini menjadi
daya tarik yang sangat kuat.
Kawasan Kuala
Kawasan
Kuala merupakan objek wisata alam yang memiliki Keindahan alam
yang sangat menarik dan menabjubkan yang terletak 40 menit dari desa Air Tiris
Kecamatan Kampar. Daya tarik kawasan ini adalah keindahan alamnya yang
ditunjang oleh lansekap yang masih alami dan atraktif.
Alam Muara Mentawai
Alam
Muara Mentawai merupakan
objek wisata alam yang memiliki Keindahan alam yang sangat menarik dan
menakjubkan yang terletak 30 menit dari desa Air Tiris Kecamatan Kampar. Daya
tariknya adalah kawasan taman suaka marga satwa yang menjadi habitat bagi
berbagai jenis burung serta keindahan floranya yang ditunjang oleh kawasan
lansekap yang masih alami dan atraktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar